Limitless....??

Limitless, kalo tidak salah ini adalah sebuah judul film. Entahlah, yang jelas kali ini saya tidak bermaksud menulis resensi film hanya sekedar bercuap-cuap ria tentang "Pengangguran Sukses". Salah satu istilah yang acap kali kugunakan beberapa bulan belakangan ini. Bagaimana tidak? Yaa iyalah sebagai sarjana 2012, memasuki 2014 tidaklah mudah. Sudah barang tentu pertanyaan seperti, 1. kerja dimana? 2. kegiatannya apa? lanjut s2 ya? 3. kenapa tidak kerja di sana, di sini? 4. kenapa tidak daftar pns? 5. Punya usaha ya? 6. mau jadi apa sebenarnya? dan berbagai varian lainnya. Okkeh, jawaban terfavorit 2014 ku adalah iye, saya pengangguran sukses. Agak menggelikan dan aneh, tapi ya saya memang lebih suka istilah ini untuk menepis semua varian pertanyaan sebangsa dan setanah air.
Kenapa "pengangguran sukses"? Yang pertama, saya memang pengangguran karena tidak memiliki kantor, status apalagi gaji. Yang kedua, selama hampir dua tahun saya memang hanya sekedar bermain-main, mencoba ini itu. Yang ketiga, jadwal saya setiap hari tidak ada yang jelas, bisa apa saja tergantung suasana hati (read: tiap hari = hari libur = tanggal merah). Jadi, jelaslah bahwa saya adalah pengangguran. Terus, kenapa tidak menggunakan istilah lazim "Pengacara" (pengangguran banyak acara)? Karena, saya tidak punya banyak acara dan masih menghasilkan uang jadinya dapat membiayai kebutuhan cokelat setiap hari ^^. Ya hitungannya tidak kere-kere sekali. Sebagai pengangguran pun masih bisa ngisi pulsa gadget-gadget, main nda jelas dan jajan di mana- mana pakai uang sendiri. Jadi, selama hampir dua tahun saya sukses menjadi pengangguran dan sebagai pengangguran saya sukses membiaya diri sendiri bahkan seringkali masih bisa mentraktir orang-orang sebagai ladang pahala.
Lantas darimana saya mendapatkan pundi- pundi untuk membiaya ketidakjelasan arah dan tujuan hidupku? Jawabnya ada di sini, yaitu lewat spidol dan barang legal serta halal. Seperti biasa, saya masih bisa mengandalkan spidol untuk mengajar di sana- sini. Selain itu, jualan segala hal legal dan halal pun masih saya lakoni. Sehingga, walau tak mandiri secara finansial tapi saya masih mampu borro sikedde ( ingat: borro alias sombong hanya ucapan di mulut, hatiku senantiasa menapak bumi). Terus kata teman, dan guru serta dosenku bilang berarti kau itu pengusaha? Saya jawab ya bukanlah. Pengusaha itu jelas mengusahakan apa dan mengejar apa. Sedangkan saya bukan apa-apa yang tidak tahu apa- apa. Jadi, ya sudahlah saya "Pengangguran Sukses" saja. Nah, terus limitless nya menggambarkan apa??
Limitless di sini refers to bagaimana saya menghabiskan detik, menit, jam dan hari-hariku? Bangun subuh dan tidur pagi merupakan kebiasaan yang kubangun sejak beberapa tahun belakangan ini. Sebagian telah kubangun bahkan hampir sepanjang hidupku, yaitu tidur pagi menjelang subuh. Sebagian lagi adalah upgrade yang kulakukan secara mandiri, yaitu bangun subuh tepat ketika fajar menyingsing. Benar- benar menyenangkan dan membutuhkan stamina serta badan yang bugar segar. Tidak setiap hari tapi nyaris, saya melakukannya. Mengurangi porsi istirahat dimana-mana bukanlah hal yang disengaja namun berlaku seperti biasa. 24 jam sehari rasanya tidak cukup untuk mengejar segala ketertinggalanku selama ini. 30 hari sebulan rasanya tidak cukup untuk memenuhi keingintahuanku atas segala ketidaktahuanku di dunia yang fana  serta akhirat di sana. That's mean of #limitless for me

Komentar

Postingan Populer